Senin, 19 April 2010

Hoby unik kamera plastik (LOMO).

Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie atau LOMO ternyata diambil dari sebuah nama pabrik lensa di St. Petersburg, Rusia. Belakangan, kamera ini menjadi alternatif buat pecinta foto yang bosan dengan teknologi kamera digital atau SLR. Bobot ringan dan sensasi unik di setiap hasil jepretan bikin orang ketagihan mencoba.

Asal usul LOMO sendiri pertama kali ditemukan oleh Jenderal Igor Petrowitsch Kornitzky dan Michail Panfilowitsch Panfiloff. Dua orang dari pabrik persenjataan dan alat optik Rusia ini kagum banget dengan sebuah kamera unik asal Jepang. Keduanya memutuskan untuk mengembangkan kamera tersebut supaya dapat diproduksi kembali dan jadi kebanggaan Uni Soviet. Maka lahirlah Lomo Kompakt Automat (Lomo LC-A) pada tahun 1982. Penjualan kamera ini saat pesat, sampai ke belahan dunia lain. Tapi seiring berakhirnya masa komunisme, penjualan Lomo juga ikut surut sampai hampir nggak terdengar lagi. Sekitar 10 tahun kemudian LC-A ditemukan lagi di daratan Praha-Ceko, oleh dua orang mahasiswa asal Vienna, yaitu Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger. Namun keadaan LC-A yang mereka temukan sudah usang banget. Setelah kamera itu dibetulin dan bisa dipakai lagi, antara tahun 1992-1993 mereka merintis Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft), klub pecinta Lomo yang berbasis di Vienna. Pada tahun 1994, digelar Pameran Lomografi pertama di Moskow. Sampai saat ini, lebih dari 500.000 penggemar Lomo tergabung di dalamnya, termasuk dari Indonesia yang tergabung dalam Lomografi Indonesia atau lebih dikenal sebagai Lomonesia. Di Indonesia terbagi beberapa daerah yang melayani penjualan kamera ini seperti Jakarta, Surabaya, dan Jogja.

Misteri Lomo terletak pada hasil jepretannya sendiri. Konon, lensa Lomo memiliki cacat. Bisa ditanyakan pendapat photographer2 profesional tentang kamera plastik yang satu ini. Namun kelemahan inilah yang justru membuat hasil jepretan lomo sangat khas dan unik. Kita bisa menemukan warna2 khas Lomo yang sulit dihasilkan oleh kamera biasa. Dibagian sudut frame, kadang muncul warna gelap yg membentuk kesan artistik yg ga biasa. Lalu, dalam kondisi pencahayaan normal bisa saja muncul unsur warna biru, merah kuning danwarna lainnya. Seperti gambar di atas.
Selain itu, kita juga bisa bereksperimen dalam memotret, misalnya menggunakan kaca pembesar sebagai ganti fitur macro, atau yang sedikit lebih aneh yaitu merebus film, sampai yang paling ekstrim yaitu dengan (maaf) mengencingi film.

Selain pada teknik pengambilan gambar, keunikan Lomo juga terletak pada hasil gambar yang tak terduga di setiap jepretan. Karena pada dasarnya, Lomo adalah kamera yang sederhana, dimana kekurangan justru menjadi kelebihannya. Keistimewaan Lomo juga dihasilkan dari rol film atau seluloid yang digunakan. Misalnya efek nuansa kemerahan seperti terbakar (Light leaks), hasil gambar menumpuk (Multiple exposure) dan masih banyak efek lainnya yang bisa dihasilkan kamera Lomo.
Perawatan Lomo mudah dan praktis. Cukup simpan di tempat yang nggak lembab dan jauhkan dari anak-anak. Kamera ini terbuat dari plastik sehingga cukup ringkih. Jangan sampai jatuh supaya flashnya nggak rusak. Jika lensa berembun, segera bersihkan dengan kapas atau cutton bud yang mengandung cleanser lalu cepat keringkan.
Bagaimana tertarik dengan kamera yang satu ini?
Sumber: dari berbagai sumber.